kisah si pendengar

image source: tumblr


Jadi, di dunia ini ada 2 karakter, katanya.
Si pembicara dan si pendengar.

Pembicara adalah orang yang tebuka, yang sering menceritakan apa saja hal yang terjadi dikehidupannya dengan orang-orang di sekitarnya.
Berbeda dengan si pembicara, si pendengar adalah orang yang tertutup. Ia lebih suka mendengarkan cerita si pembicara. Lebih tenang, katanya. Tidak ingin membuat orang khawatir dengan mengumbar-umbarkan masalahnya.

Tidak jarang banyak orang yang setipe dengan si pembicara datang ke si pendengar untuk bercerita tentang masalahnya, bercerita tentang kehidupan cintanya, atau bahkan bercerita tentang ketakutannya. Dan seperti biasa, si pendengar pasti selalu mendengarkan dengan baik cerita-cerita tersebut, bahkan kadang-kadang memberikan saran atau solusi.

Tapi, jika saat si pendengar ada masalah,
saat si pendengar sedang berada di titik lemah yang paling bawah,
harus kepada siapa si pendengar ini bercerita?

Apakah para si pembicara cukup peduli padanya?
Karena biasanya dialah yang mendengarkan cerita orang lain,
apakah orang lain juga akan mendengarkannya?

Kalaupun ada, bagaimana si pendengar ini harus memulai ceritanya?
Ia tak pandai merangkai kata untuk membuat orang mengerti tentang masalahnya.
Ia takut, tidak akan ada yang mengerti perasaannya jika ia yang menyampaikannya.

Karena alasan itulah, si pendengar lebih sering memilih untuk diam dan memendam.
Karena alasan itulah, tak jarang banyak yang bilang bahwa si pendengar sendiri lah yang mem-block akses jalan jika ada yang ingin memberikan bantuan..

Bukan bermaksud untuk memblokir bantuan,
hanya saja..
apakah orang yang ingin mendengarkan si pendengar benar-benar bisa memberikan bantuan yang benar-benar sedang ia butuhkan?
ataukah orang tersebut hanya akan memberikan saran berupa kata sabar yang telah sering diucapkan?


Karena..
yang dibutuhkan si pendengar saat ini hanyalah support yang nyata,
tidak hanya berupa susunan kata-kata.

yang dibutuhkan si pendengar,
bukan pesan singkat yang tertulis untuk menghentikan tangis.
melainkan seseorang,
supaya dapat memberikan hiburan, atau setidaknya menenangkan.

Tapi,
harus bagaimana,
harus kepada siapa,
atau harus kemana agar si pendegar mendapatkannya?

0 Comments:

Post a Comment