image source: tumblr
Jarak.
Mungkin bagi
sebagian orang sebuah kata jarak tuh ga ada apa-apanya,
tapi bagi sebagian yang
lain.. beda.
Beda pula, antara yang ditinggalkan dan yang meninggalkan.
Mungkin
lebih parah ketakutan bagi yang ditinggalkan, ya.. tapi sebenarnya pihak yang
meninggalkan juga punya ketakutan tersendiri.
----
Gue udah kira-kira
satu bulan ninggalin banyak hal di kota sebrang sana, yang perjalanannya lebih
dari 600km dari tempat gue berada sekarang.
Gue kira jadi pihak yang
ditinggalkan lah yang punya ketakutan buat “dilupakan”,
wah, ternyata itu juga
berlaku buat pihak yang meninggalkan, khususnya perantau pemula.
Ya, emang, bulan
pertama bagi perantau pemula itu gaenak. Banget.
Rasanya pengen pulang.. selalu
pengen pulang.
Kangen rumah, kangen kamar, kangen temen-temen.
Lebih tepatnya,
kangen suasana yang “biasanya”.
Karena bagi perantau harus beradaptasi lagi
dengan lingkungan baru, otomatis punya suasanya yang berbeda pula. Istilahnya,
keluar dari zona nyaman.
Takut.
Bagi perantau
pemula cewe, mungkin ini jadi nomor satu di list “efek rantauan”.
Takut ga bisa
beradaptasi sama lingkungan baru, takut hanya jarang bisa pulang, dan
lain-lain.
Bagi gue,
gue ga takut
buat dapet dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lain,
gue ga takut buat
mengenal orang-orang baru,
gue ga takut buat meninggalkan,
tapi gue takutin justru
orang-orang yang gue tinggalkan disebrang sana lah yang akan terbiasa dengan
ketidakhadiran gue sehingga gue bakal ngerasa asing saat bertemu mereka.
Dan jujur,
itu jadi ketakutan nomor satu gue sekarang ini.
0 Comments:
Post a Comment