perubahan


"Kenapa, hidup ga bisa adem-ayem? Kenapa bahagia nggak bisa berlanjut lama?"


Orang-orang berubah, begitu pula dengan perasaan mereka.

Orang-orang yang tadinya "deket", sekarang jadi pada "jauh". People whom we think never leave, left us eventually. Orang yang biasanya sering jadi temen ngobrol, sekarang sapa-sapaan aja jarang. Feeling the same? :)

I know it sounds cliche, but there's always a part of me wishing that everything to stay the same. Emang gabisa sih, karena ga ada yang permanen. Tapi.. gue cuma ngerasa kehilangan sebagian orang.

Disaat gue ngerasa nemu orang-orang yang bisa bikin gue seneng dan jadi sumber inspirasi serta semangat gue buat ngejalanin hari-hari, ga lama sehabis itu, gue ngerasa kehilangan mereka. To be honest, saya rindu mereka. Kenapa rasanya susah sekali mempertahankan orang-orang saat kita mulai (sangat) nyaman dengan mereka?

Well, kata orang perubahan itu bagus. Perubahan yang akhirnya ngebawa perasaan kehilangan pun juga bagus, biar kita makin tegar. Tapi, kenapa sebagian perubahan ada yang bikin kita ngerasa takut? Kenapa ada sebagian perubahan yang bikin kita worry kalo ada yang berubah?

"Kita jadi takut merasakan bahagia karena kalau terlalu bahagia, suatu saat semua itu bisa hilang dan menjadikan kita hampa."


(those two bold words above, taken from Winna Efendi's novel, Remember When)

0 Comments:

Post a Comment