image source: tumblr


...
Pernah berfikir dengan pola yang "sebaliknya"?
Contohnya, saat kita melihat beberapa orang tersenyum, tertawa, atau bahkan terbahak,
Apakah kita pernah berfikir bahwa orang tersebut sebenarnya tidak bahagia?

Apakah kau pernah berfikir bahwa orang yang selalu ceria dan selalu menyemangati orang lain,
sebenarnya adalah orang yang merasa sepi?
Hanya saja mereka tidak berani menunjukkan diri.

Senyum, bagi sebagian orang,
sekarang cuma dijadikan sebuah topeng.
Bagaikan sebuah plaster yang terpampang di muka,
Biar orang-orang tidak bisa menerka perasaan mereka yang sebenarnya.

Tapi,
Kenapa sekarang makin banyak orang yang berpura-pura?



created on 20/11/12
I just found it today

V.

pura-pura


Kamu gabisa selalu bertindak sesuai kemauan kamu,
kamu gabisa ngarepin semuanya berdasarkan pola pikir kamu,

Mungkin dipikiran kamu, apa yang divisualisasikan di otak kamu itu lah yang paling bener,
tapi bisa jadi pendapat orang itu berbeda.
Kamu ngeraguin keputusan orang-orang karena berbeda dengan rencana keputusan kamu,
tapi kamu juga gabisa memprediksi gimana kedepannya, kan?

Ada orang yang ngeliat dari hasil,
cuma beberapa yang ngeliat dari proses.
"Mereka ga salah milih keputusan kayak gitu? Nanti blabalablalbalba..." pasti ga jarang kan dari kalian yang berfikiran negatif akan tindakan seseorang?
Tapi ya gimana ya, disini kalian seharusnya juga bisa ngeliat dari sisi positif..


Everyone deserves a chance.

Maybe you're good, kamu menilai diri kamu pantas, tapi jangan pernah sesekali menilai orang lain tidak pantas. Biarlah mereka berkembang, tapi juga jangan biarkan dirimu menjadi arang.
Kamu pun juga harus tetap mengembangkan potensi kamu. Aktif dalam hal-hal yang positif.
Jangan nyerah.

Kadang kamu akan menerima penolakan,
tapi coba deh, gali apa yang bisa kamu dapatkan.
Kamu bisa ngebuat itu jadi bahan kamu buat introspeksi
dan acuan supaya kamu bisa lebih baik lagi.

Setiap orang gabisa langsung jadi baik, gabisa langsung jadi expert.
Pasti mereka belajar dari awal, mereka berproses.

Suatu saat kamu juga bakal dapet suatu perlakuan yang diluar ekspektasi kamu,
Menjadi orang yang baik gabisa menjamin semua orang juga akan menjadi orang baik.
Tapi hal kayak gini bisa kamu jadiin suatu bahan pembelajaran,
hal yang kamu lakukan mencerminkan diri kamu.
Sebisa mungkin tahan diri kamu buat ngelakuin hal yang jika posisinya kamu yang dapet perlakuan kayak begitu, kamu gamau.

Balik lagi ke poin penting fikiran gue,
Orang-orang berproses, kamu juga.
Saya pun iya.
Ada orang yang melalui proses menjadi lebih baik, ada juga yang sebaliknya.
Tergantung dari cara kamu belajar dari proses tsb.

-----

No, disini gue gamau jadi pihak yang kesannya sok bijak karena hidup gue selalu dapet kemudahan,
beberapa hari yang lalu gue juga abis nerima sebuah penolakan kok,
tapi ya disini gue nyoba mandang sesuatu dengan pikiran positif gue.

... dan ga ada salahnya kan, gue berbagi itu? :)

proses

Been thinking too much these past few days and yes, I guess I almost hit my limit.


Hidup kadang lucu.
Dan saya memiliki beberapa alasan mengapa saya mengatakan itu.

Saat orang-orang mengatakan kamu ini, itu,
pernahkah kamu mempercayai mereka sepenuhnya?
Karena gue ngga.

Saat kamu mengatakan ke orang lain ini, itu,
apakah kamu memaksa mereka untuk mempercayaimu sepenuhnya?
Karena gue ngga..

Kenapa?
I have trust issues.
Gue ga pernah bisa selalu percaya dengan orang 100%. Makanya, gue gapernah memaksa orang buat percaya sama gue sepenuhnya juga. Karena gue ngerti.

Bagi gue, tidak percaya dengan seseorang (mungkin) merupakan salah satu cara dalam mencegah berhadapan dengan ketakutan gue itu.


People make promises,
and sometimes, they break it themselves.

Kecewa, bukan? Saat kamu sudah berekspektasi namun berakhir tidak sesuai dengan harapanmu?

Ngga jarang gue menilai sesuatu dari sisi negatif.
Bawaan kali ya.

((mau sok dewasa dikit))
Jujur sih, saat menjalin suatu komitmen dengan seseorang,
gue gapernah ga punya suatu fikiran kalo hubungan itu bisa berakhir kapan aja.
Ga jarang temen-temen gue curhat kalo cowok mereka "manis diawal doang",
Ga jarang dari mereka yang berpendapat "enakan pas masih PDKT",
Mungkin gara-gara banyak dicurhatin kayak gitu jadi ngubah mindset gue kali ya, hahaha.

And maybe, because of the same reason,
I became not know how to act when someone says sweet words to me.
Canggung, Kikuk.

Ga gue pungkiri kalo gue seperti cewe-cewe pada umumnya, yg meleleh kalo ada orang ngomong yg manis-manis,
Tapi ga gue pungkiri juga, tepat saat itu, otak gue seakan pengen teriak "Don't. Don't say that. Jangan bikin saya percaya akan perkataan2 kamu karena saya tau omonganmu itu bisa saja cuma berlaku sementara waktu."

Masalah kepercayaan ini juga ngaruh sama pandangan gue ke orang-orang,

Saat kamu ada suatu masalah, akan ada beberapa orang yang nanya,
"Kamu kenapa?" atau mungkin "ada apa?"
Tapi kamu gabisa bedain mana yang bertanya karena memang mereka peduli,
dengan mereka yang bertanya karena hanya sekedar ingin tahu.

Saat kamu merasa kamu telah mengenal seseorang,
Apakah kamu memang mengenal mereka?
Atau kamu mengenal apa yang hanya mereka ingin kenalkan tentang dirinya kepadamu?

aku.


aku tidak mengerti,
bagaimana bisa cinta begitu aneh?

dimana saat kamu takut untuk mengenal seseorang
suatu hal yang absurd itu seakan terus menarik dirimu
memaksamu untuk mencobanya
dan berujung dengan keberhasilan membuatmu berubah fikiran

---

astaga, apalah aku berbicara soal cinta!
mendefinisikannya secara tepat pun aku tak bisa

hanya saja..
saat kau merasa sedang jatuh cinta,
kau pasti tidak mengerti bagaimana mengungkapkannya,

saat kamu melihatnya, kamu merasa aman
bahkan hanya duduk disebelahnya, kamu merasa nyaman
kamu seakan didoktrin dan mulai menyukai hal-hal tentang dirinya,
bertahap, pelan-pelan, kemudian semuanya sekaligus.


his eyes, as if it feels calm when you look at him
his lips, as if it feels like you always want to kiss
his arms, as if it feels warm when you're in it

his face, his voice, his laugh..


"it's crazy what people do for love,
and it's even more crazy what love does to people".


coba lihat betapa anehnya cinta,
kamu tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
mungkin saja kau berujung dengan rasa kecewa,
mungkin saja kau berakhir dengan luka yang sama,

tapi, entah bagaimana..
kamu seakan dihasut oleh bisikan yang tidak tahu datang darimana
"mungkin kali ini berbeda"..

diantara banyak kemungkinan menyakitkan didepan
kamu seakan diberi kekuatan untuk selalu melihat secercah harapan
walaupun sedikit, walaupun kecil, 
rasa takut itu seakan selalu bisa dikalahkan.

01.38,
-V.

aneh


"One of the best remedy for depressions."
January 21st 2015, 10:59 a.m.


Hai!
Woah, dari kemaren kayaknya blog gue isinya puisi-puisi mulu, sajak mulu, cinta melulu. Sekarang gue mau isi blog gue dengan konten yang lebih berbobot, sekalian mau membanggakan juga mau ngasih salah satu rekomendasi tempat wisata dari gue buat temen-temen (atau siapapun Anda yang lagi baca ini) yang mau berlibur di Malang.

.....

"Yaudah hari ini kita ke Ngantep aja dulu, nginep di Ngantep deh kan ada penginapannya tuh, paginya baru deh ke Clungup. Keburu lah, sama-sama pantai selatan ini kan."

Begini lah gue dan temen-temen gue merencanakan awal liburan semester ini. Pas abis selesai UAS terakhir, tgl 20 Januari 2015, gue dan temen-temen gue pergi setelah mempersiapkan semuanya. Ya, emang ga langsung sih, biasa deh "penyakit" mahasiswa metropolitan jaman sekarang. Setelah makan siang, packing, dan melakukan kegiatan-yang-lainnya, sekitar jam setengah 3 sore kita baru memulai perjalanan.

Yap, lagi-lagi perjalanan liburan kali ini ditemani dengan yang namanya hujan, walaupun ga sederes waktu perjalanan gue ke Bromo waktu itu sih. Setelah berhenti di salah satu supermarket mini kesayangan gue, berhenti di salah satu masjid di entah-gue-gatau-lokasinya-dimana untuk sholat ashar, dan pergantian anggota penumpang mobil (?), kami melanjutkan perjalanan~

Pantai Ngantep berlokasi di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Iya, salah satu dari berbagai macam pantai Malang Selatan. Perjalanan menuju pantai Ngantep sama aja kayak ke arah pantai Balekambang, persis, cuman nanti ada arahan tersendiri belok ke kiri ke jalanan makadam (jalanan berbatu gitu), kira-kira pintu masuknya masih 3,5 km lagi dari petunjuk jalan tersebut. Yap, karena hujan tadi itu, jalanan makadam yang mesti kita tempuh jadi berlumpur. Karena emang jalanannya masih tanah dan bebatuan, bukan aspal. Untung bukan mobil pribadi... #eh.

Daaaan kami akhirnya sampai di Pantai Ngantep sekitar jam setengah 6an. Pantainya bagus sih, ada tebingnya, ada goanya juga, cuman karena mendung, gue memutuskan buat ga foto-foto pake kamera. Hasilnya juga ga bakal optimal. Hyuft.
Pantai Religi Ngantep, Desa Tumpakrejo, Malang
January 20th 2015, 17:48 p.m.

Disini juga salah satu tempat yang bagus buat ngeliat sunset, tapi sekali lagi, ya, mendung. Matahari yang ingin terbenam terhalang oleh awan abu-abu. Gue juga ga berani memutuskan buat ke tebing, walaupun fotonya pasti keren kalo diambil dari situ, soalnya serem sih, udah hampir gelap juga. Hyuft (2).
"Seperti lukisan, bukan?";
Pantai Religi Ngantep, Desa Tumpakrejo, Malang
January 20th 2015, 17:49 p.m.
"Ini dia orang-orang super yang ikut liburan!"
January 20th 2015, 17:53 p.m.

Setelah pertimbangan dari berbagai pihak, kami akhirnya memutuskan buat nginep di penginapannya aja, dari pada nginep di mobil. Lumayan lho penginapannya, bersih, dapet sumber listrik juga, lumayan deh buat ngecharge :3

Yap, setelah menghabiskan waktu semalaman dengan main, ngobrol, dan sempet ada "insiden" juga; lalu dari jam setengah 5 pagi dengan proses ibadah, ngebangunin-anak-anak-orang-susahnya-minta-ampun, bayar penginapan, dsb, akhirnya sekitar jam 6an kita melakukan perjalanan selanjutnya ke Clungup!

Nah, kalo Pantai Clungup ini berlokasi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Akses kesini katanya sih ada 2, bisa lewat arah TPI (belokan ke sendang biru), atau lewat Pantai Goa Cina. Gue kira emang Pantai Ngantep sama Clungup deket, taunya...... beda arah dan lumayan jauh. Syed dha, padahal sama-sama pantai malang selatan. Bzz.

Yang gue tau sebenernya bisa sih dan emang ada jalan pintasnya dari arah Pantai Ngantep ke Pantai Goa Cina, tapi karena ngelewatin jalanan makadam yang gue kira terlalu beresiko buat mobil, akhirnya gw diem aja dan membiarkan Aufar memutar jalan ke arah Pantai Goa Cina melewati jalan aspal yang lebih aman... (wqwq iya emang gue jahat, tapikan demi keselamatan bersama ya gak sist..).

Tapi ga ada penyesalan kok, sepanjang jalan ke goa cina disajiin sama pemandangan Kabupaten Malang yang... "Masya Allah, gue udah sering lewat sini tapi sampe sekarang engga pernah bosen liatnya". Ditambah lagi dengan ngeliat pemandangan gunung dengan kabut khasnya saat pagi, udara sejuk & segar pula...
Well, sekitaran jam setengah 9 pagi kami sampai dipertigaan GoaCina-TPI-Malang. Setelah ditanya warga sekitar, ternyata bener firasat gue kalo Clungup lewat arah TPI wkwk #gakpentingabiz.
Belum dihitung perjalanan menuju pantainya yang "kata orang" bisa setengah hingga sejam, Farhan kepikiran takut ketinggalan kereta, makanya doi dan Shafira memilih buat pulang duluan. ~

Lupakan 2 orang super yang punya deadline harus pulang hari itu, kami tetep ngelanjutin perjalanan! Yeaaaah! Dari TPI, ternyata jalan ke Pantai Clungup itu masuk gang kecil men, yang engga muat buat masuk mobil, jadinya kita mesti parkir di rumah warga. Hati-hati, kalo ketemu orang yang salah bisa dijadiin objek dan bayar parkir 20rb loh. :P

Aaaand yup! Pantai Clungup ini belum dibikin jalanan yang bagus, maklum deh belum banyak dikunjungin orang. Kami harus menanjak, menelusuri hutan yang lagi dibikin warga akses jalan menuju Pantai (katanya sih kira-kira 5 bulan lg udah jadi!), menelusuri jalan yang disampingnya jurang, melewati rawa-rawa, menyebrangi wilayah konservasi hutan Mangroove (kebetulan pas kita ngelewatin situ lagi pasang, makanya ada airnya dan kita mesti nyebrang, padahal kalo siang mah terik banget zumpah. kayak di padang pasir. zeriuz), melewati muara-yang-belum-ada-namanya-lalu-kita-namakan-Muara-Talam, menanjak lagi menelusuri jalan yang disampingnya itu jurang tapi bawahnya muara (tolong anggap saja kalian mengerti..) daaan sampai di pantai tujuan!
"Ini hutan-entah-apa yang mesti dilewatin menuju pantai" ~
January 21st 2015, 09:36 a.m.
"Yang penting foto doeloe~"
January 21st 2015, 09:35 a.m.
"Sungainya kering";
January 21st 2015, 09:35 a.m.
"Wilayah Konservasi Mangroove Clungup"
January 21st 2015, 09:58 a.m.
"We named it: Muara Talam!"
January 21st 2015, 10:02 a.m.

AND YES; Pantainya emang bener-bener indah, kayak masih belum terjamah.
The color of its water is crystal blue.
Jernih banget.
Bagus banget.
Luar biasa banget.

Oke yang diatas agak lebay wk.
Hamdalah, gw masih dikasih kesempatan sama Tuhan buat ngeliat salah satu ciptaannya lagi yang ajaib kayak gitu. Kalo emang orang-orang berpendapat bahwasanya pantai ini "Raja Ampat-nya Malang", gue pun ga ada argumen buat menolak pendapat tersebut. 'cause the beach is so magnificent, indeed.
Pantai Clungup;
Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
January 21st 2015, 11:11 a.m.


"Aaah! Ga sia-sia dah jalan capek-capek jauh-jauh tapi kalo pantainya kayak gini mah ya kebayar semua lah!" - Dhanuari Indra B.


January 21st 2015, 10:54 a.m.

"Ih pantainya kayak gabungan Laguna Segara Anakan Sempu sama Pantai Ngliyep." - Laurensia Clara S.

"I feel like the beach is whispering: come on, play with me"
January 21st 2015, 10:55 a.m.
January 21st 2015, 11:21 a.m.

Disini, karena hal ini, gue inget lagi. Emang keputusan gue buat kuliah di Malang berat. Ninggalin jauh orang-orang yang biasanya selalu gue denger suaranya, ninggalin temen-temen dan sahabat dimana kalo gue lagi butuh ya tinggal samperin. Tapi, keputusan berat itu juga mendatangkan lebih beragam pengalaman, lebih banyak kenalan serta teman, lebih bermacam-macam hal bisa gue ceritakan. Hamdalah. :)
"WE ALREADY BEEN HERE, BITCHES! And here's some kisses from us!"
January 21st 2015, 10:33 a.m.



xoxo


#ExploreMalang, Part 3 -- Pantai Clungup (Gatra) & Ngantep

image source: tumblr


"Kamu sering ngatain aku alay, terus kamu kenapa nerima alay?"
"Emangnya nerima orang cuma liat dari tampangnya? Ga liat dari usahanya?"


Karena orang-orang bisa saja datang dan kemudian pergi,
Setelah itu aku harus membiasakan diri lagi.
Aku takut itu kejadian sama kamu juga.
((Aku gatau aku sanggup apa ngga ngelepasin kamu kalo kamu memutuskan buat pergi.))

Disatu sisi, aku juga takut malah aku yang memutuskan buat pergi.
Dan berhujung dengan menyakiti serta rasa sesal lagi.

Aku mau nyoba,
Maka dari itu, tuntun aku, ya?

Pelan-pelan aja, tidak usah terlalu terburu-buru.
Jatuh cinta sedikit-sedikit saja, tidak usah langsung banyak rasa yang menyerbu.


"Gausah terlalu sering mengungkapkan, nanti bisa jadi gampang bosan.
Sesekali aja, gapapa, tapi sekalinya kalo ngomong, kamu harus bener-bener serius mengartikannya."

Ingat kataku? :)


Dengan post ini, aku ingin meminta tolong,
Jangan pernah buat perkataan yang bahkan kamu sendiri tidak tahu bisa menepatinya.
Jangan pernah menebar janji.

Serta,
Jangan pergi
1:32
-V.

sepucuk surat cinta digital