Hello readers!
I come back to bring some fresh views!!

Mari saya ajak untuk mengetahui tempat paling favorit saya setiap liburan:
KAMPUNG HALAMAN SAYA, SUMATRA BARAT.

I always love Sumatra Barat.
bukan karena itu kampung gue doang lho, tapi karena emang tempat-tempat tertentu disana yang wow banget.
yang indah dan somehow, bisa bikin gue tenang.

Walaupun emang ga sekeren Dreamland Beach, Bali, tapi bagi gue tempat ini jauuuuh lebih lebih dalam beberapa aspek dibandingin sama Bali.

Here's the first picture:
"Pantai Belakang Rumah";
taken at August 12th 2013, 08:27 a.m., by myself.

walaupun emang sebenernya pantai ini punya nama, tapi sampe sekarang gue masih suka nyebut ini "Pantai Belakang Rumah", karena emang letak pantai ini ya dibelakang rumah nenek gue :P

Pantai ini menduduki nomor 1 di list 'tempat favorit gue di SumBar'.
Kenapa favorit? Karena gue bisa dateng ke pantai ini suka-suka gue, kapan aja dan ga bayar. Waktu favorit gue kesini ya pagi sama sore hari. Kalo pagi-pagi kesini... sepi, jadi rasanya tuh kayak punya pantai sendiri. Tapi kadang-kadang ada nelayan yang udah beraktivitas sih.. 3 tahun yg lalu waktu gue kesini malah karena saking sepinya pantai ini kalo pagi, gue ngeliat kakek kakek lagi pup di antara kapal-kapal nelayan. Ew.
Kalo tahun ini, alhamdulillah, gue ga ngeliat kakek-kakek sedang pup lagi.
Gue berhasil melaksanakan resolusi gue kalo gue balik ke pantai ini, yaitu:

membaca novel seru sambil ditemenin suara ombak di pagi hari.

3 kata:
it was wonderful.

Gue paling suka baca novel, apalagi kalo suasana tempat bacanya itu bisa bikin tenang...
Aduh, priceless banget deh. ((Thanks to Titi Permatasari for the Hunger Games Novel))

"Cirocok Beach";
taken at August 13th 2013, 05:58 p.m., by myself.


"Cirocok Beach"; (from the left side)
taken at August 13th 2013, 06:24 p.m., by myself.

Kalo pantai cirocok ini, adanya di Painan. Daerah kampung bokap gue. Kalo disini enaknya sore... view dari pantainya keren, liat sunsetnya ga dari pantai, tapi dari bukit. Didaerah pantai itu ada sebuah bukit, namanya "Bukit Langkisau". View dari sana? gue jamin lo pasti kepengen kesana lagi dan lagi.


Here's the picture that I took from Bukit Langkisau 3 years ago:

Last but not least:
"Pantai Air Manis";
taken at August 14th 2013, 3:33 p.m., by myself.

Nah, kalo yang satu itu Pantai Air Manis, pantai yang dikenal dari legenda Malin Kundang. Sekarang batu Malin Kundang-nya udah "ancur", katanya nyokap gue sih diambil-ambilin ama orang.... buat dijual kali ye?
Yang bikin beda pantai ini dari yang lain itu... pasirnya. Pasir disini halus banget, parah, super banget. Kalo ada list 'pasir favorit'... mungkin tempat ini jadi nomor satu di list gue...
Btw, buat yang kepo, walaupun namanya Pantai Air Manis, airnya gak manis sama sekali! airnya asin!!


Gue sekarang tau kenapa orang-orang suka mudik.
Gue sendiripun sekarang selalu jadi seneng banget kalo ada rencana mudik.
Karena selain tempat yang bakal gue kunjungin itu indah-indah, saat mudik, lo juga dapet sesuatu yang jarang banget lo dapetin:
Keeratan antar anggota keluarga.
I can guarantee you that.

I love mudik,
How about you? :-3

kampung halaman

Hubungan timbal balik, salah satu faktor penting dalam hidup bersosialitas.

Sayangnya, beberapa orang kayaknya udah ga begitu mentingin hukum hubungan timbal balik. Bagi gue, hukum hubungan timbal balik tuh kayak semacam peraturan ga tertulis, tapi bukan dalam arti "pamrih" loh.

Treat people the way you want to be treated. Talk to people the way you want to be talked to. 
Respect is earned, not given.

Kalo lo pengen orang lain jujur sama lo, lo sendiri juga harus jujur. Kalo lo pengen dihormatin sama orang, lo sendiri juga harus ngehormatin mereka. Bahkan buat orang yang kadang punya masalah "ga begitu suka sama orang-orang" pun, harus berlaku baik sama orang lain kalo pengen diperlakukan baik. Ga ada pengecualian. 


Manusia itu makhluk sosial. Ga bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Fakta menyebalkan, memang, tapi benar.

Lo gabisa ngarepin orang-orang terdekat lo buat selalu tinggal dalam hidup lo. Beberapa dari mereka kemungkinan akan "keluar" dari kehidupan lo pada akhirnya. Tapi bukan berarti karena fakta itu kita harus jadi anti-sosial dan selalu kepengen buat nyelesaiin tiap masalah sendirian. Mungkin emang niatnya bagus pengen nyelesaiin masalah sendiri, gamau bantuan orang biar ga bikin repot, tapi percaya deh, keadaan bakal lebih baik kalo lo punya temen buat sharing, punya seseorang buat ngedengerin.

Lo gabisa ngarepin orang yang udah lo kenal banget buat selalu ngebantuin lo. Mereka ga akan selalu "ada" dan siap siaga ngebantu kan? Mungkin aja saat lo lagi butuh bantuan mereka, mereka pun juga lagi butuh bantuan, atau kemungkinan terburuk, mereka berubah drastis dari yang lo kenal. Terus kalo begitu, mau minta bantuan sama siapa?

Makanya, kita mesti berbuat baik sama orang-orang kan? Ga cuman orang yang udah dikenal aja, tapi sama orang-orang yang lain juga. Perbanyak kenalan baru, bikin relasi baru, jadi lo bakal punya banyak sumber bantuan nantinya.

peraturan tak tertulis

I was re-reading "Harry Potter and The Goblet of  Fire", then I found this sentence:
.........Hu uh.
That's what I feel these days.

Sesek juga, rasanya, bohong sama diri sendiri. Ngomong sama orang lain "ya, saya tak apa-apa", buat sekaligus ngehipnotis diri sendiri kalo lo gapapa, biar lo lupa kalo sebenernya lo enggak "tak apa-apa".

Lo cari kesibukan sebanyak mungkin, apapun, penting ga penting, asalkan itu ngebuat lo lupa sama lingkungan dan biar ga sendirian, biar lo ga keinget 'masalah' yang ada di pikiran. Padahal sia-sia juga, pas malem, pas badan lo capek, lo berharap buat bisa langsung tidur atau ketiduran, tapi nyatanya? gara-gara lo menyibukkan diri dengan kegiatan buat ngelupain masalah lo itu, pas malem, saat lo kepengen tidur, masalah itu malah seakan menuntut buat lo pikirin. Masalah itu menuntut buat lo inget lagi. Ujung-ujungnya? ngebuat lo gabisa tidur dengan tenang, bahkan mungkin bikin gabisa memejamkan mata sama sekali.

Rasanya.... kayak ada lubang nganga, di dalam dada. Sakit hati? bukan, kalo di pelajaran biologi, hati adanya disebelah kiri. Yang sakit bukan dibagian dada sebelah kiri, tapi pas di tengah-tengah. Ga selebay "kayak di iris-iris" juga sih, tapi sakit.

who am I kidding


"the best thing in life is not things."

Yes, indeed. Hal terbaik dalam hidup emang bukan sebuah benda, atau uang — walaupun emang kadang karena uang atau suatu benda bikin kita seneng sih, kayak tiket konser misalnya — melainkan dalam bentuk individu.

Walaupun kadang emang gue agak ga suka sama "orang-orang", ada satu hal yang gue sadarin: God gave me blessing through people. Orang-orang tertentu dalam hidup gue — keluarga, temen, dan sahabat.
Mereka menolong saat gue butuh bantuan, bahkan saat hanya butuh bantuan sebuah dukungan.
They are there for me, walaupun emang gabisa selalu ada setiap saat gue butuh mereka, tapi mereka ada.
 Mereka salah satu sumber motivasi gue, salah satu sumber kebahagiaan gue. Mereka salah satu bukti nyata, kalo ada beberapa orang yang bisa gue percaya.

Mereka orang-orang pertama yang gue cari saat gue butuh pelukan.

Mereka orang-orang pertama yang gue cari saat gue butuh bahu buat nangis.

How could I through a hard day without them? 
 Although I don't always get along with them all, — well, in friendship, there would always be a fight, right? — but I love them as much as a fat kids love their chocolates.

Blessings


Have you ever feel like you're killed by your own thoughts?  negative thoughts, I mean. 
You overthink everything and it destroy you slowly but you have to act like you're fine when you're actually not? Believe me, that's one of the worst feeling ever.

As for now it's like I'm barely holding on.

Ya, ya, ya, lagi-lagi, karena satu hal. ‘Perasaan’. 
Emang sih, Tuhan memberikan kita satu hal brengsek semacam perasaan biar saling ngerti satu sama lain dan hidup rukun dan blablabla, tapi coba tebak, udah berapa orang yang mengharapkan buat bisa ngejual perasaan mereka ke eBay? Mungkin udah ratusan ribu, bahkan lebih. Gue pun termasuk salah satu diantaranya.

Don't blame me. Bukan bermaksud berpihak atau membela, cuman pasti orang-orang yang mengharapkan mereka lebih baik gapunya perasaan pasti punya alasannya masing-masing. Salah satunya mungkin karena lelah atas banyaknya sakit hati yang mereka rasakan. Well, orang yang gapunya perasaan yang gue maksud disini bukan orang yang suka menindas orang lain atau semacam penjajah; gapunya perasaan yang gue maksud disini kayak yaaa.. seperti gabisa ngerasain apa-apa, gabisa sedih, gabisa seneng, gabisa marah, kayak robot.

Hampa dong? Emang enak apa hidupnya hampa? Terus hidup buat apaan kalo gamau ngerasa seneng? Bukannya hidup buat mencari kebahagiaan?

Percayalah, readers. Bagi sebagian orang, mereka akan memilih untuk hampa dibandingkan dengan terus terjerat dalam kesedihan.

Ih, apasih? Gue ga ngerti. Terus maksudnya lo nulis ini apa? Mau curhat?

HAHAHAHAHAHAHAH, 75%, ya.. 
Ada beberapa hal yang jadi salah satu faktor bahagia lo, tapi ironisnya, hal tersebut itu jugalah yang jadi faktor utama lo ngeluarin air mata. Dan gue, detik ini, sedang berada dalam tahapan gamau mempertahankan hal tersebut namun tidak mau pula melepaskan. Adakah yang mengerti? Yah.. mudah-mudahan kalian semua mengerti.

Jika saat ini ada yang nanya “jatuh cinta itu kayak apa sih” sama gue, mungkin tanpa berfikir lagi gue akan menjawab “cinta itu hal yang brengsek.” 

Gara-gara hal yang namanya cinta itu, kita jadi suka sama orang dan mengharapkan orang itu bisa terus disamping kita, istilahnya, jadi milik kita. Terus pas udah jadi milik kita, kita bakalan peduli banget sama orang itu terus nyaman banget terus kita bakalan dihantuin sama pikiran mereka bisa aja nemuin orang yang lebih baik terus ninggalin kita gitu aja dan ngebiarin kita sakit hati. Gara-gara pikiran itu, lo jadi protektif terhadap doi padahal lo juga gamau doi bakal jadi risih sama lo tapi tetep aja lo ngelakuin itu karena emang lo gamau ngelepasin orang itu. Karena orang itu udah tau banyak tentang lo – luar dalam – dan orang itu udah berhasil bikin lo nyaman dan kalo lo harus ngelepasin mereka otomatis lo harus nyari orang baru dan lo harus adaptasi lagi dan sebagainya sebagainya.

Makanya kalo jatuh cinta pelan-pelan aja, jangan too attached, kan jadi susah sendiri.

I'VE TRIED MY HARDEST NOT TO GET TOO ATTACHED, okay? Bahkan gue pun udah sering terjebak dalam pikiran mungkin emang lebih baik ngelepasin sekarang aja daripada kalo makin lama diterusin gue makin susah ngelepasinnya. Tapi apa? Ujung-ujungnya gue nemuin diri gue tetep pertahanin karena frankly, gue ngerasa sebuah harapan ngebisikin gue buat terus mencoba walaupun emang sulit.


Now it's like I don't know what to do anymore.

lost in confusion



........and in the middle of the night,


when only accompanied by moonlight,


I hope my thoughts are not right.

overthink